Anjing Peliharaan yang Liar
image from Pixabay |
Kelinci milik anak di kompleks mati karena digigit Anjing tetangganya. Anjingnya bahkan tidak memakan kelinci itu. Murni berburu untuk kesenangan saja. Anjingnya bagaikan liar karena selalu terlepas, tidak ada yang mengurus. Meski sudah sering tetangga-tetangga mengeluh
Banyak pemilik anjing menghina tetangganya yang mengeluhkan kelakuan anjing sebagai : "Dog hater" atau "Pembenci Anjing"
Sehingga kebanyakan orang hanya diam saat anjing-anjing milik tetangga mereka:
- Beol sembarangan
- Menggonggong tanpa henti
- Mengejar anak dan hewan peliharaan yang lebih kecil
- Tidak mensosialisasikan anjing sehingga anjingnya selalu histeris
Atau kadang mereka menunggu tetangga yang muslim yang bereaksi dengan alasan agama (Meski anjing dengan kondisi pemeliharaan tertentu sebetulnya dibolehkan). Sehingga mereka bisa bilang : 'Kami menyingkirkan anjing demi toleransi terhadap muslim.' Padahal diam-diam ikut lega.
Bahkan ada tetangga sikopet saya dengan sengaja membuat anjingnya mengonggong sampai berjam-jam sampai kecapaian. TIAP HARI!
Memiliki anjing tidak berarti mencintai anjing.
Banyak orang memiliki anjing demi gengsi, atau menjadikan anjing sebagai musuh masyarakat.
Banyak pemilik anjing yang mengira anjing bagaikan boneka sehingga dengan penuh gaya memilih anjing berbulu tebal yang mahal dan bertenaga tinggi, lalu meninggalkan anjingnya dengan pembantunya. Lalu membuat seluruh kompleks susah dengan kelakuannya.
Pelaku kekejaman terhadap anjing yang paling banyak kalau di Indonesia, ya pemilik anjing. Tidak mengajak jalan, tidak mensosialisasikan, tidak mengajak main, tidak melatih, bahkan menjadikan anjingnya musuh masyarakat. Berharap anjingnya mau cuma jadi pajangan.
Lalu menyerahkan kepada shelter saat sudah bosan.
Memiliki anjing, tidak berarti pencinta anjing
Komentar
Posting Komentar